Little Heart: Aku (Ingin) Menjadi Penjual Susu (Itu)

"Susu segar, sussu... sussu..., susu segar, Asslamualaikum...susu segar ada tawar, cokelat, strawberry, asli fapet"

Lagi untuk kesekian kalinya aku dengar lagi suara yang begitu akrab di telngaku itu, lelaki tua nan renta, dengan tas di pundak kirinya, menyusuri koridor kampus ku, berjualan susu segar produksi salah satu fakultas di kampusku...

Saat itu, aku bisa merasakan dingin yang menyelimuti tubuhnya lewat temaram jaket merah yang basah karena hujan yang baru mendera tubuhnya, aku juga bisa merasakan lelahnya badan itu, lewat sudut kemiringan tubuhnya yang semakin tajam,
tetapi yang membuat air mata ini hampir menangis, aku juga bisa merasakan kebahagiaan yang direfleksikan lewat senyumnya...

Oh...untuk kesekian kalinya aku berkaca pada diriku sendiri, aku yang juga hidup sulit, aku yang juga perlu membanting tulang untuk sekedar mengobati usus buntuku, dan mencegah asmaku agar tidak kambuh (lagi), namun aku malu pada orang tua itu, aku jarang-bahkan tidak pernah-tersenyum dan menikmati hidup, walau terkadang sulit...

ternyata aku belum benar-benar sadar sebuah bahwa ketenangan batin yang mewakili kebahagiaan hakiki, buka diraih dengan jalan-jalan kepuncak, yoga, ngenet, makan di Mc Dy, Ke Botany Square, ataupun yang lain tetapi dengan mensyukuri apa yang kita dapat,

walaupun itu sedikit....

Kamis, 25 Februari 2010

Posting Komentar

Arsip Blog