Keinget, pertama kali ngelakuin namanya merantau, kelas 3 SD, masih culun banget.. Sore itu dengan tekat sok kuat ples tas ransel punggung, aku sudah berada di atas jok bis Puspa Jaya Lampung tujuan Jogja Solo, non AC tentu! (waktu itu belum sering sakit asma). Kulihat ibu sedang bebincang dengan supir bis untuk menurunkan aku di perempatan Andong, Kutoarjo, Purworejo. Ada rasa sedih di matanya, namun keminiman rasa peka diri kecilku membuat tubuh kecil ku tak menghiraukan itu, aku pergi, merantau untuk pertama ke rumah mbah di Purworejo. Sementara itu, supir bis kaget melihat keberanianku berpergian sekecil ini, sendiri.
Aku sampai di rumah simbah, hari-hari awalnya sangat berat, foto ibu selalu basah oleh air mata dan kucel oleh remasan tangan kecil ini. Puncaknya sampai aku memaksa ingin pulang kembali ke Lampung. Sayang asa ku tak terkabul, aku hanya menulis secarik surat untuk ibu, ibu membalasnya, saat aku menangis (lagi) membaca suratnya.
Purnama kembali berganti, entah mengapa, rasa yang pada awal rantau menyiksaku sekarang mulai tedegradasi, lambat laun aku seperti biasa saat menerima surat ibu, tapi aku tetap mencintainya, mencintai adikku, Reka, Alin. Dalam hati ku tak akan pulang sebelum sukses!.
Sampai pada tahun ke 6, saat aku SMA di Wonosobo, berarti aku sudah tak berlebaran 6 kali bersama ibu, aku kehilangan kontak dengan ibu, sementara dalam hatiku aku menanyakan ada di mana rasa kangen itu, aku berharap ia sehat, di masa ini aku hanya memikirkan bagaimana aku berkelit agar tetap sekolah dan berkelit dari kemarahan bude, berkelit dari rasa capek, letih dan sakit yang mendera.
Beganti digit terakhir pada tahun, tepat 9 kali aku tak berlebaran dengan ibu, Alhamdulillah aku menemukan kontak ibu diantara desakan dan masalah kehidupanku, namun aku tetap biasa, rasa kangen itu juga belum muncul, aku tak menyertakan rasa kangen itu bersama nominal rupiah penghubung kami, tak menyertakan dalam huruf-huruf sms kami, aku merasa aneh saat ada orang yang baru semalem meninggal kan seseorang lalu mengatakan saat kangen,
Namun, mengingatmu hari-hari terakhir ini adalah hobi otakku, mencerna sms tentang mu akhir-akhir ini adalah makanan kesukaan ku, menanyakan kabarmu setiap waktu adalah kesukaan jemari tanganku, mendekap tangan mu adalah gejolak hati yang terpimpong perasaan, ambisi, harapan dan keinginan yang campur aduk jadi satu,
namun aku tak ingin kau memandang kaca air di mataku saat kau bangun, aku ingin bohong padamu bahwa: aku tegar bu!
Rasa nya aku kangen (lagi)!
One response to Akhirnya rasa kangen itu muncul (lagi)!
ternyata walaupun u lahirnya setelah saya, pengalaman merantaunya banyakan u sep...
harus banyak belajar biar jadi orang tegar ni saya.
lingkungan saya dari kecil kadang suka mematahkan ketegaran, hehe (curhat :D)
Posting Komentar