“Whenever you’re in tears, I’m by yourside
Even on nights when we’re apart, I’m by yourside”
(with adapted from Soba ni Iru Kara, Amadori)
Sob, sobat…
Bogor dini itu masih dingin, ibarat arktik, udara yang lembab membuat kita terpaksa melapisi tubuh ringkih kita dengan 2 jaket tebal, desahan berat napas kita berdua sama-sama tersengal, maklum sama-sama punya asma, hahaha, rasanya udah sangat akrab dengan sengalan dan sedakan ini, sehingga kita punya ritme dan alur pernapasan masing-masing yang tetap membuat diri kita melaju sampai sejauh ini,
Sob, sobat…
Entah seperti apa titik air mata itu, aku tak tau beningnya, aku juga tak tau berapa kadar NaCl-nya, beneran….aku tak tau, aku juga tak tahu berapa derajat warna merah matamu saat kau mata itu merembeskan air mata, aku tak pernah menghitung berapa banyak kerutan yang timbul di wajahmu saat kau mengucek mata mu dengan tangan itu, yang aku tau, hatimu sedang bertahan…
Yah kau sedang bertahan dari gempuran berbagai macam rasa yang menjadikannmu sebagai seorang yang kukenal sekarang, yang kuat, yang senyum, yang ganteng (biar seneng aja ini mah), yang keren (ini mah untuk aku), yang kontroversial (ini pernyataan dari dirimu sendiri), yang menginspirasi aku…
Sob, sobat…
Tiap kali kau menangis, aku di sisimu, bahkan saat malam kita terpisah, aku tetap di sampingmu,
Asma dan pernyataan kontroversial akan membuat mu makin kuat,
Tetaplah jadi dirimu sendiri, Gareth Bale adalah Gareth Bale, Sandiaga dalah Sandiaga, mereka semua tampak “keren” karena berbeda. Manusia juga sama seperti bintang, tak perlu tampak sama untuk menjadi “keren”. Setiap orang harus berusaha untuk berpendar dan menampakkan keindahan sendiri-sendiri dan juga dengan cara sendiri-sendiri...
Posting Komentar