Indonesia: Paling Nyaman

Bangun tidur, langsung loncat dari ranjang tingkat 2,

Beberapa kata dari seseorang karib membuatku bergegas bangun. “Kalau di Singapur mah ada MRT, semua transportasi udah tertib bla bla bla nggak kayak di sini” kupingku panas mendengarnya, sebuah komentar status karibku hari ini “Kapan yah Indonesia kayak Nagara Maju Laen bla bla bla?” beberapa bulan lalu ada seseorang yang dikenal jago di Kampus mencoba membandingkan Indonesia dengan negara yang (pernah) beliau kunjungi, lagi-lagi sebuah kalimat kekecewaan yang beliau tampakkan, bahkan mendekati sebuah penyeselan karena (sempet) tinggal dan lahir di Indonesia. Banyak banget mungkin lepasan kata yang belum sempet lepas dari hati tentang sebuah negatifitas memandang Indonesia dari sisi kemajuan Negara laen.

Tapi teman, setelah kupikir ternyata mereka memandang Indonesia dari sudut yang sangat sempit. Sangat sempit. Mereka mungkin lupa bahwa (atau malah tidak tau) banyak bangsa Indonesia yang masing menjunjung tinggi budaya komunal dan rasa keguyuban yang sangat jarang ditemui di Luar Negeri, mereka mungkin lupa (atau bahkan belum tahu) bahwa bangsa Indonesia rajin menyunggingkan senyum, mereka mungkin lupa dengan kebiasaan “mudik” yang merupakan refleksi dari kerinduan akan kampung Indonesia, mereka sedikit menutup mata dengan para Pemuda Indonesia yang sampai saat ini masih menjadikan visi “Indonesia Lebih Baik dan Bermartabat” sebagai visi hidup mereka, atau tidak tau?

mereka mungkin lupa dengan berjuta kekayaan dan keunikan budaya Indonesia, mereka lupa dengan legitnya lapis legit, mereka lupa akan teduhnya lantunan sasando rote, lupa akan dingin yang diciptakan atap “Nuwo Sesat”, mereka lupa dengan keteraturan dalam keindahan tari saman, mereka lupa dengan merah putihnya walau mereka pernah menangis kehidupan ditanahnya,

Lupa banyak hal (ndak cukup menuliskan kenyamanan Indonesia din sini), (mungkin) pikiran mereka tertutup bayang-bayang hitam kemajuan “Luar Negeri”

(Sedikit marah) mestinya pertanyaan “kapan Indonesia seperti negara maju” dan sanak famili dari perkataan itu ndak perlu dilafalkan, cukup dipatri, dipahat, dalam hati, ditata kuat-kuat dan ditransformasikan dalam bentuk semangat memperjuangkan bangsa sembari tetap berkerangka “Indonesia tetep negara paling nyaman”.

Maaf, menurutku, Indonesia tetep yang paling nyaman (Messayu 2011)

Kamis, 07 April 2011

Posting Komentar

Arsip Blog