3.13
Tepatnya lupa, sekitar 5.45, selepas naik dari Terminal Banyu Manik Semarang
Di depan SPBU Kaligawe, Pak Sopir Lorena KE 461 B 7866 VB, menghentikan armadanya, menemui istri tercintanya yang sedari tadi menunggu di pinggir jalan, untuk menukar tas yang penuh pakaian kotor, dibarter dengan bekal pakaian bersih. Bisa jadi, sudah berhari-hari beliau tak pulang ke rumah. Tak banyak kata di antara keduanya, karena sebentar kemudian pengemudi itu kembali ke belakang kemudi karena posisi bis sedikit memacetkan jalan. Mungkin, tak ada kalimat untuk sekedar menanyakan kabar keluarga, kondisi anak-anak atau urusan di rumah karena diburu waktu. Padahal intensitas pertemuan mereka sangat jarang, kalaupun ada hanya singkat. Betapa beratnya profesi seorang pengemudi bis jarak jauh, yang deminya harus rela kehilangan waktu bercengkerama bersama keluarga.
Sedang si istri terlihat tegar dari sorot matanya yang tak pernah lepas menatap raut sang suami, mengantarnya kembali bekerja. Berharap Bapaknya anak-anak diberikan keselamatan selama menjalankan tugas, dan pulang membawa rejeki halal bagi kelangsungan rumah tangganya. Kedepan, di masa depan, mungkin banyak dihadapkan adegan kemanusiaan semacam ini selama menjalani perjalanan-perjalanan panjangku. Bagiku, istri-istri mereka adalah orang-orang hebat, wanita-wanita yang tabah, tak manja dan tak cengeng ditinggal suami bekerja meski dengan resiko tinggi di sekelilingnya, yang tak pernah berkeluh kesah menjalani single parent dalam mendidik dan membesarkan anak, serta pribadi yang mandiri, tak semata bergantung pada suami saat menangani masalah yang ada.
Ya Allah, di balik kerasnya atmosfer jalan raya, Engkau berkenan menyuguhkan realita kehidupan yang penuh makna untuk dihayati.
Semoga ... (sebuah dosa untuk istriku kelak)
Amin
3.24
Posting Komentar