*(mencoba) menulis di tengah kondisi asrama PPSDMS yang makin rrrruuuuaaaameeee!
Wah, ndak kerasa yah, besok tanggal XX Juni, hari lahir ‘dia’. Sepintas, ndak ada yang istimewa, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Planning-ku seperti respon standar ucapan hari lahir umumnya, besok tinggal kirim SMS “Selamat hari lahir!!! semoga sisa umur semakin berkah dan bermanfaat”. Mengenai waktu kirim? Ndak masalah, agak siang bahkan sore-pun tak apa yang penting masih terhitung hari itu. Planning ini sudah hampir matang dan tinggal eksekusi esok, namun agaknya Allah mengingatkan ku lewat sebuah kalimat di artikel yang kubaca untuk persiapan ujian patofisiologi besok:
“untuk menghasilkan 1 liter ASI, maka darah yang perlu disirkulasikan ke kelenjar mamae adalah 400-800 liter”
Menurut patofisiologi kembali, proses itu memerlukan 6 piring nasi dari beras giling atau 8 kerat roti 100g untuk suplai kalori, diperlukan 2,5 kg ikan atau 2 kg daging sapi atau 8 kg tempe!, selain itu kira-kira diperlukan 2 kg daun torbangun untuk proses kelancaran laktasi, sama halnya untuk kebutuhan Fe, Folat, Zn, Se dan serat yang juga kudu dipenuhi, belum lagi diperlukan berjam-jam anestesi psikis yang menghilangkan (lebih tepatnya mengurangi) rasa nyeri di bagian payudara, atau ketika aku ‘ngambek’ atau terlalu asik dengan duniaku sehingga aku ogah konsumsi ASI-mu, rasa nyeri itu bertambah 4 kali lipat, entah anestesi apa yang kau pakai untuk kasus ini.
Mungkin anestesi yang kau pakai adalah sebuah pengharapan bahwa kelak anakmu menjadi seseorang yang berbakti pada orang tua, ah tidak rasanya harapan itu terlalu egois bagi lapangnya hati mu, lebih tepatnya sebuah harapan bahwa anak mu berguna bagi bangsa, negara dan agama.
Ndak kerasa ada sesuatu yang menyeruak mengalahkan konsentrasi untuk ujian besok, bahkan ujian-ujian selanjutnya. Rasa itu mnyeret berbagai slide kenangan tentangmu, menyerat semua kekecewaan yang pernah aku ‘hadiahkah’ kepadamu, Astaghfirullah. Ya Allah, kau memang punya berjuta cara untuk membuat hambamu ini (sedikit) lebih baik.
Rasanya (sangat) ndak sebanding SMS (sangat) sederhana ku, yang setiap tahun begitu-begitu saja dengan rasa nyeri di payudara mu yang terjadi beratus-ratus kali, sampai sistem pencernaan ku siap menerima kerasnya pisang giling,
Rasanya (sangat) ndak sebanding panjangnya waktumu untuk memikirkanku dengan waktuku untuk memikirkan mu,
Rasanya (sangat) ndak sebanding kompleksnya doamu untukku dan doaku untukmu
Rasanya (sangat) ndak sebanding luas, kokoh dalam dan terangnya palung hatimu untuk menampung keluh kesah, kesedihan, kekecewaan, pahitnya hidup, ruwetnya masalah, kengerian, kegalauan dari ku, dengan sempit dan dangkalnya hati ku,
Mungkin memberikan bumi dan seisinya kepada mu cukup untuk menggantikan semua yang kau berikan kepadaku, emmm…, ah ndak itu semua masih kurang, masih kurang banyak.
One response to Disparitas
tulisan mu bagus bagus mas brooo...
Posting Komentar