Anjar

Aku mau nyeritain seseorang yang sangat Inspiratif (menurutku, versiku), ini menurutku loh ya. Namanya biasa Anjar. Dimataku sosok ini sangat menginspirasi, bahkan ini menurutku loh, sekali lagi ini menurutku, lebih menginspirasi dari seorang Bustanul Arifin, Susilo Bambang Yudhoyono bahkan Tifatul Sembiring.

Anjar, teman seasrama ku, kamarnya tepat di depan kamarku. Kamarnya biasa, seperti kamarku, kulitnya biasa, rambutnya biasa, hobinya biasa-baca komik dan ngaskus (nge+kaskus.com), tapi (lagi-lagi menurutku) ada yang luar biasa, siang itu tepatnya. Saat badanku letih karena beraktifitas di kampus, saat pulang ke asrama, saat itu niat awal ingin beristirahat di karpet merah asrama sambil menulis beberapa paragraf artikel.

Menjejak tangga asrama, liat sendal-sendal bermotif ukiran beragam warna lucu-lucu, sandal anak kecil, oh keinget, keinget hari ini ada jadwal belajar komputer bagi anak-anak desa di sekitar asrama ku. Naik ke lantai dua, ah asrama kosong, biasalah aktivis. Buka pintu asrama aku tertuju pada sosok berambut gondrong rada acak-acakan bersama anak-anak kecil, diiringi dengan suara cekikian anak-anak kecil tersebut.

Bersamaan saat aku memandang wajah anak-anak itu, tiba-tiba ada kecil rasa malu menyerang tubuhku, entah kenapa bersama itu pula aku menganggap diriku bergitu “maanfaat-less” bagi asramaku, bagi duniaku. Melucu sedikit di depan anak-anak itu, aku pergi menjauh. Malu sama Anjar.

Mereka (baca: anak-anak kecil) sebentar menoleh ke arah ku, lalu menghadap kembali ke arah komputer yang mereka sedang palajari. Sebentar kemudian mereka kembali berteriak memanggil “kak Anjar, kak Anjar, yang ini gimana?”, “kak Anjar, jangan liat”. Sampai terdengar ke ruang TV teriakan mereka. Anjar menimpali sembari menyebutkan nama anak yang satu dan yang lain. Aku malu lagi. Aku bahkan tak tahu satu orang pun nama anak-anak itu.

Kalau dieksplorasi lebih jauh, aku berani memastikan hanya anjar yang hapal nama anak-anak itu, aku berani memastikan juga hanya anjar yang bisa menjawab pertanyaan “kemarin sampai mana pelajaran komputernya”, aku juga memastikan hanya anjar yang selalu ingat di hari sabtu ada pelatihan komputer untuk anak-anak. Jitak lah aku kalau aku salah-tapi jangan keras-keras yah.

Kejadian yang hampir serupa terjadi beberapa kali, dengan jam dan hari yang sama, aku menemukan Anjar, beberapa kali “hanya” Anjar, bersama anak-anak itu. Selalu, bahkan lebih selalu dari rambutan yang berbuah di depan asrama. Apa yang sudah kau berikan untuk asrama? *tak usah bertanya dengan objek lebih jauh dulu lah wahai para calon pemimpin bangsa.

NB: Njar, komik ONE PIECE terbaru dah keluar belum? huehehe

Rabu, 13 Juli 2011

Posting Komentar

Arsip Blog