Bangga Gagal!

Gagal menurut ku seperti logo PT KAI yang baru, fantastis! Mengoleksi kegagalan seperti mengoleksi pompa air. Pompa air yang sewaktu-waktu digunakan mengeringkan banjir kesedihan.

Nak, kau harus tau bahwa ayah memiliki “sesuatu” yang sangat ayah sukai. Semacam hobi lah. Jika ayah tak melakukannya sekali saja, seperti ada yang kurang dalam akumulasi detik-detik hari ayah. Awalnya ayah menyukainya karena tak memiliki pintu pilihan lain. Berkali-kali merasakannya membuat ayah “terpaksa” menyukainya. Namun, lama kelamaan ayah memang menyukainya. Sangat menyukainya

Kegagalan nak nama “sesuatu” itu.

Merasakan gagal (apalagi yang bertubi-tubi) seperti menerima gemerosok semangat baru nak. Semangat untuk terus belajar hal-hal yang baru, hal-hal yang selama ini masih tertutupi pintu-pintu kepuasan. Semangat baru ini bertransformasi menjadi hal-hal konkret seperti kafein sintetis, kafein ini yang memacu jantung perbaikan ayah untuk terus berdetak dan menggelegak otak untuk berpikir terus tentang bagaimana mengkontinyukan perbaikan.

Menurut subjektivitas ayah, mengoleksi kegagalan itu menyadarkan ayah banyak hal. Ayah tersadar bahwa hidup ini seperti proses pembelajaran yang tak pernah usai. Never ending learning (kalau grammar ayah salah dibenerin ya nak :D). Pembelajaran ini seperti menaiki tangga vertikal masjid kampus ayah. Tangga itu ada ditengah-tengah ruangan gelap dan sempit, saking gelapnya ayah tak tau puncaknya. Seperti kita yang tak pernah tau kapan puncak umur kita. Puncak saat semua metabolisme tubuh kita terhenti.

Yang ayah tau, puncak itu ada dan ayah pasti sampai di sana jika ayah terus naik dan naik.

Saat ayah sampai puncaknya, ayah berhenti. Gantian nak, saatnya engkau yang merasakan “naik tangga” itu, lewat kafein hasil koleksi kegagalan yang ayah ceritakan pada mu.

Nb: Nak, saat aku ceritakan ceritakan padamu tentang rentetan kegagalan ku, aku yakin, kau akan "belajar" lebih, namun jika aku ceritakan padamu tentang keberhasilanku, aku juga yakin, kau akan "merasa" lebih.

Rabu, 16 November 2011

One response to Bangga Gagal!

  1. hmm...
    bahasanya berat euy...
    tapi
    tetep bagus... ^_^b

Posting Komentar

Arsip Blog