Nak, kelak kau akan besar, kau akan mulai mengerti bahwa umur dan usia ndak berhenti pada satu suku kata. Umur dan usia akan berjalan pelan-pelan, menggoreskan jejak di pelepah usia mu. Jejak itu seperti tuts keyboard yang ditekan, mendelep, sedetik kemudian kembali lagi untuk siap ditekan lagi.
Kau akan mulai mengenal akan tanah mu yang mulai mengering dan susah untuk ditanami kedelai. Mentari sudah bukan hanya menerpa rambutmu, lebih ke dalam, bahkan ketiakmu terpapar ketika kau memutuskan untuk masuk di klub aikido, ini ritme pemanasan Yah, agar kami dapat menyerap segala manfaat mentari! katamu sembari ngos-ngosan ketika aku tanya tentang hal itu.
Kau sudah mulai mengenal bagiaman kerennya komputer Mac*ntosh. Suatu pagi nanti kau merengek bahwa, kau tidak mau lagi membawa botol air minum. Aku bukan anak kecil lagi katamu. Kau akan meminta ibumu untuk menggantinya dengan 'mentah'-nya saja. Memilih membeli di mesin air minum menurutmu lebih terlihat keren, dibanding menenteng sejerigen botol air minum non toksik.
Kau sudah memiliki banyak pertemanan di jejaring sosialmu, beribu-bahkan (mungkin) berjuta. Aku liat tadi pagi dengan susah payah karena kinerja mata yang sudah payah, temanmu sudah bukan teman SD, TK atau anak-anak ujung gang perumahan kita. Banyak gerombolan lain, mungkin yang minatnya sama denganmu, bagus lah kalau begitu.
Playlist mu sudah berubah, tak lagi Tasya atau OST Conan, sudah Lady Antebelllum dan beberapa Andra The Back Bone.
Senyummu, kata-katamu, matamu sudah membicarakan, sudah membisikkan, sudah mendesirkan 'dia'.
Ah dirimu Nak, ayah tau. Ndak usah berusaha disembunyikan di depanku, karena aku (juga) pernah muda.
I will meet a new me
Even if I lose everything, there will always be something else I will find
That's why one day I will be able to become proud
Of those irreversible wounds, just like I am of myself
(Garnet Crow-Kawamura Yumi)
Menikah itu menggenapkan separuh agama Nak! | emang separuhnya lagi apa Yah? | Berkarya! Yeaaah... #huehehehe
Posting Komentar