Beasiswa Modal Bisnis Pemerintah Finlandia

Nak, ayah cerita ini di masa ujung akhir ayah di asrama beasiswa. 

Saat kamar-kamar kosong melompong. Beberapa acak-acakan, beberapa gelap, lampunya mati. Banyak tergeletak buku evaluasi amalan harian bulan kemarin yang belum diisi, bahkan belum lecek dan bulan ini yang baru juga belum lecek yang dibagiin sama supervisor ayah. 

Saat ini penghuninya pada sibuk dakwah kemana-mana. Ada yang ke PGB, Kwitang, Padalarang, Pamanukan, Moksva sampe Berlin!. Keren lah pokoknya. Bayangkan 2 tahun lalu, saat bukan apa-apa, saat hanya mengerti asrama TPB, BEM TPB dan Staf BEM Fakultas, saat ini udah jauh Nak, udah diatas Bukit Tinggi. Saat ini, udah jadi apa-apa. Sampe kalo sakit, dijarkom kampus! Isinya agar didoakan, sampe banyak yang khawatir. Tuh, temen-temen ibumu banyak yang khawatir kalo salah satu temen ayah di asrama ada yang sakit #eaaaa. 

Saat ini, pagi ini Nak, Al Ma'tsurat pagi hanya ada 2 atau 3 orang yang ikut. Yang lainnya pada sibuk dakwah. *eh, emang ada yah yang subuh-subuh udah dakwah? | ada lah Nak, kan temen-temen ayah orang keren-keren | wah, iya bener ya yah, keren | iya doong, makanya ibu mu mau sama ayah :D | Hueeeek :p.  

Saat ini hanya malam hari terdengar kelakar dan suara senyuman, itupun kadang-kadang, kadang-kadang yang lain kita sibuk sendiri dengan FB masing-masing, 'akhwat inceran' masing-masih #ups :). Beberapa senyum kami terbendung pragmatisme kehidupan masa akhir kampus. Organisasi akhirnya dipaksan menjadi sebagai alasan terbesar mengapa kami tak pernah nggelosor di karpet asrama.

Cerita-cerita serem tentang betapa beratnya goyangan idealisme yang beasiswa tanamkan di diri ayah ini pada masa paska kampus agaknya belum  mampu merekatkan kembali dekapan tangan kami. 

Saat ini agak berbeda saat dulu pertama kali ketemu di Cibanteng, asrama beasiswa ayah yang lama. Saat itu Nak, kita (termasuk ayah) masih malu-malu untuk menjadi penyendiri dan pendiam, hingga setiap berpapasan selalu senyum luebar, Selebar tempat jemuran di bawah asrama. Ditambah dengan sapaan hangat, sangat hangat, bahkan beberapa ada yang memberi pelukan setiap berpapasan.

Saat ini Nak, heboh deh, hanya ada beberapa yang masih ingat akan tugas bulanan, form evaluasi bulanan, agak berbeda ketika di bulan-bulan pertama dulu. Tanggal 20 saat bulan-bulan itu  sudah dianggap batas rawan mengerjakan tugas. Sekarang?! huehehehe. Ah gampanglah, sudah mau jadi alumni ini. 

Saat ini semuanya serba mudah Nak, mau ngirim uang ada ATM *loh, mau liat Naruto ada internet dan yang paling keren! izin ndak ikut program lebih mudah. Ndak kayak dulu, mau minta sms izin aja hp nya basah karena keringat dingin. Antara ndak berani dan berani!

Akhirnya Nak, walau berat, tapi ayah harus ucapkan "Selamat Datang Angkatan 6! lebihi kami! ungguli kami! permalukan kami di pengurus pusat dan regional! dan kasih tau kami kalau temen putrimu ada yang mau nikah muda :)" *yang terakhir pesen dari seorang temen ayah :)

Rabu, 06 Juni 2012

Posting Komentar

Arsip Blog