Idup ini kalo ndak bersyukur, ya bersabar :) (Blognya Kak Al)
Pajero Sport (putih kayak mobil taksi), banya 4 WD, datang ke tempat KKP ku yang jauh dipelosok gunung. Googling, ku cek harganya, terus ku preparasi sama biaya hidup perbulan ku, ternyata cukup untuk idupku sebanyak 83 tahun!. *Ini beneran!, coba deh cek sendiri.
Macem-macem perasaan saat ngeliat mobil ini ada ditengah-tengah kampung yang bahkan ndak ada tong sampah. Yang bahkan jajanannya sosis berpengawet dan pewarna kimia yang entah bagus, entah ndak. Tapi kalau subuh minimal 4 shaf orang solat subuh di masjid.
Pasti si empunya mobil untuk mendapatkan mobil ini ndak gampang. Perlu ada pengorbanan sekaligus kerja keras untuk ndapetin ni mobil. Kerja keras yang ndak cuma selesai dalam semalem atau 2 malem.
Tadinya ndak pengen bicara disparitas. Tapi gimana lagi, emang idup ini gitu. Idup ini ndak ada orang kaya kalo ndak ada disparitas. Idup ini ndak ada perbedaan segmentasi mi instan, kopi, air minum, kelas transportasi, salon dan lainnya kalau ndak ada yang namanya disparitas.
Disparitas meyediakan ruang untuk berkata dan apdet status kalau 'gue kaya' atau lebih halusnya 'gua mampu'.
Sementara di pojok lain ada orang yang ndak punya pilihan selain 'ndak kaya, bahkan ndak mampu'. Bagian ini ndak punya pilihan selain setuju dengan segmentasi yang dibuat. Kalau ada yang ndak setujupun, terus mau apa? mau protes? sok atuh protes, emang ada yang merhatiin?. Kan ndak kedengeran kalo teriak-teriak sama orang yang AC-an di Pajero Sport.
Huehehe.
Udahlah, biarpun aku ndak punya Pajero Sport, paling ndak aku punya (sisa) syukur dan sabar :) *ngarep
Posting Komentar