Food Court


Akhir pekan ini aku ada agenda, ndak bisa ke Gramed deh. Agenda rutin ke gramed dari sabtu dimajukan dengan menyisihkan 1,5 jam waktu hari selasa. Selesai pulang dari Slipi, Jakarta. Mencatat hal-hal penting tentang serotonin dan sudah seberapa jauh dia menjalar.

Ini lagi di meja food court bagian atas. Duduk dengan lirikan orang-orang. Entah apa yang mereka pikirkan, aku ndak terlalu ambil pusing. Tetep ngetik. Tetep denger We’ll not go down. Toh aku dan mereka sama-sama ada makanan di meja makan mereka, cuma mereka beli di food court kalo punyaku pack allumunium foil berlambang salah satu rumah sakit :p.

Didompet ada uang 10 ribu, tadi sebelum kesini ada 20 rb, 10 rb udah buat beli bensi. Untuk bayar parkir nanti 3000. Berarti sisa 7 ribu. Tadi sempet ke XXI siapa tau ada film yang gratis :p #koplak atau ada yang bisa harga tiketnya dipotong sampe 7 ribu pake kartu debit BNI, KTM BNI IPB, debit OCBC NISP, debit Bukopin, debit Muamalat, kartu Indomaret, passpor, kartu anggota Himagizi sekaligus Al Amin, KTP Bandar Lampung, Kartu atau member Garuda Frequently Flyer atau Air Asia Member. Oh ternyata ndak ada. Aku ndak enak juga kalo minta sama satpam atau mbak-mbak yang jaga studio, merengek pengen nonton Sky Fall. Emang gua apaan? Gua penggemar lirik lagu Armada yah!.

Bagian bawah laptop ini ada notifikasi hotspot. Banyak banget ada Telkom Hotspot, Telkom Hotspot Free, CFC Hotspot, XXI Hotspot, Shabu-shabu Hotspot, Food Court banyak dah kalu di rentangin sampe tengah layar leptop kok. Teliti tadi aku cobain satu-satu. Dan, hampir semua ndak akses terbuka, artinya dikasih WPA. Adalah hal yang ndak wajar tanpa menggandeng makanan mereka aku menananyakan password masuk jaringan mereka. Ada sih yang akses kayak terbuka tapi ndak bisa Telkom Hotspot, Telkom Hotspot Free T.T.

Mempertanyakan kembali tagline free wifi nya Botani Square T.T. Kapan masyarakat kebawah-dasar kayak gua bisa dapat keleluasaan informasi kalo sistemnya kayak begini? T.T  

Apa iya semua harus dibedakan?.

Antara yang beli Shabu-shabu, dan ndak beli Shabu-shabu?
Antara yang pake sepatu bagus, dan sepatu Kasogi robek depannya?
Antara yang gigi serinya bercelah, dan ndak bercelah?
Antara yang lain dan lainnya. Dengan indikator yang dibuat(-buat) ama manusia?

Allah, berkahilah orang-orang yang menjadi korban pembeda-bedaan, yang menanggung stigma negatif dengan dasar indikator buatan manusia, berikan mereka rasa bertahan dalam kondisi ndak enak, jauh, jauh lebih besar dari yang lain. Aamiin.

Jumat, 23 November 2012

Posting Komentar

Arsip Blog