Fortifikasi

Pagi ini, belum masuk jam kantor, selepas tidur selepas subuh. Aku ndak mau deh njadiin apapun untuk alasan yang buat tidur selepas subuh bukan sebuah kesalahan. Ada yang menghentak di kuping. Tapi ndak lebih menghentak dari  sebuah kabar di WhatsApp temen-temen kelas.

Satu lagi, molekul air ditinggal atom oksigen-nya.
Satu lagi, jambu merah ditinggal vitamin C-nya.
Satu lagi, petak kehidupan kehilangan anggotanya-nya. Sama seperti petak-petak yang lain, yang lebih dulu kosong.

Bukan hal yang mudah, bagi sebuah manusia akan kehilangan, apapun itu. Sayangnya kehilangan berlangsung ndak hanya sekali sepanjang rentang waktu hidup. Bahkan sangat mungkin satu kehilangan berkali hadir, dalam tiap-tiap stimulan yang mengingatkan.

Heti, Fuad, Mawardi, Sanjoyo dan molekul-molekul air yang ditinggalkan atom oksigen lainnya. Mungkin 2H+ akan radikal bebas yang labil sekali. Namun bukankah ini sementara?, akan ada oksigen lain yang dikirim-Nya, bukan dalam bentuk yang sama. Mungkin dalam bentuk apa yang disebut pendewasaan dan mental baja.

Heti, Fuad, Mawardi, Sanjoyo dan jambu merah-jambu merah yang ditinggalkan vitamin C-nya.Bukannya sudah ada teknologi fortifikasi? Yang akan mengembalikan kadar vitamin C seperti sedia kala. Toh tubuh juga ndak akan membedakan mana vitamin C yang sintetis, mana yang alami dari jeruknya.

Heti, Fuad, Mawardi, Sanjoyo dan petak-petak kehidupan lain yang ditinggal kehilangan puzzle-nya, hingga lebih kosong. Hingga kita sadar apa beda saat terisi dan kosong. Hingga kita sadar betapa pentingnya isi itu. Hingga rasa kangen pada dia selalu timbul, bukan timbul hanya pada saat kita ngenes. 

Jika ada pilihan kita pasti memilih untuk ndak kehilangannya dia. Tapi bukan kah dia milik Dia?. Sekarang kita harus gegas bersiap, untuk kehilangan-kehilangan lainnya, selanjutnya. 

Senin, 27 Mei 2013

Posting Komentar

Arsip Blog