Pagi ini, belum masuk jam kantor,
selepas tidur selepas subuh. Aku ndak mau deh njadiin apapun untuk alasan yang
buat tidur selepas subuh bukan sebuah kesalahan. Ada yang menghentak di kuping.
Tapi ndak lebih menghentak dari sebuah
kabar di WhatsApp temen-temen kelas.
Satu lagi, molekul air ditinggal atom oksigen-nya.
Satu lagi, jambu merah ditinggal vitamin C-nya.
Satu lagi, petak kehidupan kehilangan anggotanya-nya. Sama seperti petak-petak yang lain, yang lebih dulu kosong.
Bukan hal yang mudah, bagi sebuah
manusia akan kehilangan, apapun itu. Sayangnya kehilangan berlangsung ndak hanya
sekali sepanjang rentang waktu hidup. Bahkan sangat mungkin satu kehilangan berkali
hadir, dalam tiap-tiap stimulan yang mengingatkan.
Heti, Fuad, Mawardi, Sanjoyo dan molekul-molekul
air yang ditinggalkan atom oksigen lainnya. Mungkin 2H+ akan radikal
bebas yang labil sekali. Namun bukankah ini sementara?, akan ada oksigen lain
yang dikirim-Nya, bukan dalam bentuk yang sama. Mungkin dalam bentuk apa yang
disebut pendewasaan dan mental baja.
Heti, Fuad, Mawardi, Sanjoyo dan jambu
merah-jambu merah yang ditinggalkan vitamin C-nya.Bukannya sudah ada teknologi
fortifikasi? Yang akan mengembalikan kadar vitamin C seperti sedia kala. Toh
tubuh juga ndak akan membedakan mana vitamin C yang sintetis, mana yang alami
dari jeruknya.
Heti, Fuad, Mawardi, Sanjoyo dan petak-petak
kehidupan lain yang ditinggal kehilangan puzzle-nya,
hingga lebih kosong. Hingga kita sadar apa beda saat terisi dan kosong. Hingga
kita sadar betapa pentingnya isi itu. Hingga rasa kangen pada dia selalu timbul, bukan timbul hanya pada saat kita ngenes.
Jika ada pilihan kita pasti
memilih untuk ndak kehilangannya dia. Tapi bukan kah dia milik Dia?. Sekarang kita
harus gegas bersiap, untuk kehilangan-kehilangan lainnya, selanjutnya.
Posting Komentar