Simposium

Ini kayaknya tulisan pertama di kosan baru. Baru pulang jam 11 dan sekarang udah jam 1.14. Setelah seharian dikejar semua hal berbau duniawi, citra, baik, keren, prestige dan sekongkolnya.

Nafas ndak seperti lingkaran agaknya, nafas laiknya seperti garis yang pasti berujung. Ujungnya dimana? Mungkin diujung tulisa ini, mungkin diujung jalan ke kampus. Atau?

Kalau memang umurku sampai besok, sampai besok-besoknya. Kalau ndak? Padahal aku punya janji untuk nganter invoice ke Arkadia, Rasuna Said, Sudirman juga Merdeka Barat. Padahal full paper dan bahan presentasi untuk simposium belum aku buat. Padahal aku lagi ngerebus Mi Instan untuk makan. Padahal aku punya sejuta sekian kebusukan yang orang ndak tau, yang orang tau aja banyak dan belum keinget untuk minta ampun sama Allah. Padahal aku belum selesai membangun citra palsu baikku, yang agaknya sekarang ini penting banget, aku ndak boleh ketinggalan sama orang-orang tuh.

Udah terlalu banyak kebusukan yang aku buat. Udah banyak banget. Sampe hidung udah ndak peka lagi sama bau busuk itu.

Allah, jadikan air mata ini tebusan untuk ampun-Mu akan segala kebusukan kami. Tidak sebanding memang, tapi kami punya apa? air mata (sementara) ini pun punya-Mu. 

Kamis, 13 Juni 2013

Posting Komentar

Arsip Blog