Ini sudah pagi. Tepatnya dini
hari. Dari jauh sudah ada teriak sahur. Hanya sempat wudhu, menghilangkan
dingin angin malam yang masih selimuti badan walau sudah lepas dari aspal St. Bogor-Darmaga,
tepat sebelum menekan kembali keyboard. Tekanan awal pada huruf I, N dan I
masih mebekas airnya. Sudah agak hilang ketika jari ini menerpa huruf S.
Sempurna ilang sampai pada huruf U.
KRL tadi mungkin rekor KRL paling
malam yang pernahaku naiki. Sampai ketika akan tapping tiket elektronik di St. Bogor sudah dilarang petugas, ‘sudah
ganti hari Pak’ ujarnya.
Gerbong tadi masih terang, jadi bisa
aku lihat, garis cokelat di kerah putihnya. Putih sama seperti warna bajunya, baju
yang berbahan sama seperti bahan baju panitia SEMNAS PAGI 2013. Garis cokelat
yang melingkar di leher, seperti mencekik, melekat di kerah, lebarnya kira
sebesar kuku. Hanya ada di kerah dalam, beberapa lirikan pada kerah luar aku
ndak nemuin garis yang sama.
Bajunya melebar persis di ujung
bagian bawah, kalau kata orang Jawa sudah ‘njeber’. Agak berkerut. Aku mudah menerka
saat beliau berdiri, akan sangat terlihat pertambahan lebar kaos di bagian bawah. Di dada tertulis PT. KARYA S*****. Entah PT.KARYA SAKTI, entah KARYA lainnya. Yang jelas
tepat di bawahnya tertulis PULO GADUNG. Ah iya, aku baru ingat kalau beliau naik
dari Manggarai. Satu stasiun setelah aku naik.
Beliau duduk di sampingku. Ada
garis juga sama di bagian bawah topi putih strip biru-nya, cokelat juga.
Dekatnya mataku dengan topinya jelas mendukung aku untuk tahu warna topi itu.
Kulit tangannya berkerut, emm atau
sering disebut keriput. Ujung jarinya ditutup kuku cokelat, ujungnya hitam.
Jarinya meremas erat, sangat erat plastik merah, dengan kerutan membalur
seluruh bagian plastik. Aku daat terawang isinya 2 botol sirup, warnanya
kuning, jelas rasa jeruk, jelas kalau pakai pewara Tatrazine. Mereknya, 3 huruf
saja, ONY.
Diremas erat, bagian wah botol
dikepit paha yang terbungkus jeans biru, atau putih?. Jelas gestur seakan ndak rela
dua botol sirup (murahan) itu jatuh. Entah apa yang ada dipikiran beliau. Yang
jelas ringkih tubuh beliau, bisa jadi evidence
based kuat kalau beliau bukan termasuk penggila makan banyak.
Matanya menerawang kedepan.
Sesekali aku pandangi matanya. Jernih.
Allah, engkau memang punya cara
luar biasa menampar hambamu ini.
Baru sekitar 2 jam lalu hamba memaki
dalam bisik akan macetnya Jalan depan KoKas, Kota Kasablanka, dari dalam Taksi BlueBird,
saat dini hari, saat hamba memburu KRL terakhir ini. Bersamaan dengan dingin tangan
oleh Embun Es Krim Burger King. Menggenggam cup-nya.
Begitu banyak kunci hikmah mencoba buka
gembok syukur di diri ini, hasilnya?. Huh.
Posting Komentar