Ini udah malem, tepatnya udah
dini hari. Aku si maksain untuk nulis aja. Biar ndak kayak jumlah postingan
bulan lalu. Cuma 1. Heu.
Entah kebetulan, entah kebenaran,
atau malah kebakaran hampir semua orang yang aku temui ngomongin tentang paska
kampus, heu. Padahal kampus aja aku belum beres. Kak Syahroni, Kak Randi, Kak
Nazhif, Bebet, Aburizal Bakrie, Nafsiah Mboi, Ditjen Pemasaran dan Pengembangan
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, semua ngomongin paska kampus.
Yang buat diri ini makin galau.
Galau itu brand susu pertumbuahn remaja dari Dancow. Itu Milo Sep. Eh iya yah? Hehe.
Sampe sekarang aku masih percaya
bahwa realitas masih bisa berdampingan dengan idealisme. Kuncinya pada seberapa
banyak diri ini menerapkan indikator apa yang disebut dengan cukup. Toh sekarang
dengan Mi Instan & Provita dikasih Indofood, Frisian Flag, Inaco ghanimah
SEMNAS PAGI aku merasa cukup. Cuma sepatu bulutangkis ku aja yang bawahnya udah
mulai mengelupas. Heu.
Oh iya, tadi sore, pas macet
depan BNI, aku liat ada mbak-mbak sama mas-mas naik motor. Astrea Grand, aku
ndak tau tepatnya motor buatan tahun berapa, tapi yang aku tahu Astrea Grand adalah motor
sebelum era millenium. Velgnya masih velg jari-jari. Sekarang orang-orang udah
pada ndak mau pake velg jari-jari. Malu. Mbak-mbaknya nggendong adek kecil
perempuan dengan jilbab motif kelincin bertelinga kuning. Tidur pulas, berserah
pada si mbak-mbak. Ibu dan putrinya. Kayaknya aku ndak perlu bilang deh kalau
jilbab mbak-mbak itu panjang.
Sementara di depan mas-mas ada adek
kecil ganteng pake peci item, ujungnya putih bersih. Duduk persih di ujung jok
Astrea Grand yang kandel (Red: tebel). Tangan kiri pegang erat spion, tangan
kanan mainan motor-motoran (murahan, aku sih menaksir harganya ndak lebih dari
2000). Perlu aku bilang deh kalau jenggot mas-mas itu panjang.
Kasiankah mereka, ndak punya uang
untuk beli mobil? Oh tidak. Mereka bahagia. Indikator bahagia tiap orang
berbeda, makanya ada uji organoleptik.
Semoga masa (akhir) kampusku bahagia,
masa paska kampus ku bahagia, masa dunia kerja (atau usaha, atau pegawai atau apalah)
bahagia, tua bahagia, mati masuk surga.
Bukankah memulai awal sebuah
selesai? Jika ndak memulai galau *ah jangan galau ah, sendu aja, biar variasi
atau lebih keliatan diplomatis gitu*, ndak memulai sendu maka kapan sendu ini
akan berakhir?
Posting Komentar