Ini sudah larut. Selepas mutar-mutar
(kagum) di Social Media Festival, di FX Sudirman. Selepas beli tempe Mendoan di
depan FX, *eh rasanya tiap ke FX dan Salemba, aku beli tempe mendoan terus
deh* aku berkesimpulan: uh, betapa jauhnya ekskalasi (?) peradaban
antara Sudirman dan Rangkas Bitung. Padaha Cuma butuh bis tiga perempat PO. Rudi
buat nyampe ke Rangkas Bitung. Katanya orang-orang Bismania, Bis kuning berlambang
burung elang (atau rajawali ya?) PO Rudi ini berasal dari nama si empunya bis,
Saprudin.
Terlibat cakapan ama abang-abang kenek
Kopaja Ijo. Abang-abang kenek Kopajanya pernah kerja di Ferry JATRA 3 Merak-Bakauheni
PP, terus Ferry nya kena musibah kebakaran karena sopir truk bandel yang masih
ngidupin kendaraanya di atas dek kapal, terus (dipaksa) berhenti jadi ABK, balik
ke kota halaman: Condet, ditawarin ama temennya narik Kopaja, diterima, sampai
akhirnya ketemu aku. Di Minggu sore yang penuh rindu tadi. Halah.
Dan hasil ngobrolnya? Dari FX
sampai Stasiun Sudirman ndak dikasih gratis dong, ongkos selembar duaribuan dan
2 lembar seribuan yang aku kasih ditariknya selepas aku naik di pemberhentian
angkutan FX dikembaliin lagi. Em, ndak sama persis sih, dia ngembaliinnya tiga
lembar ribuan. Tepat pas aku turun ke pemberhentian angkutan (ilegal) dia atas
Stasiun Sudirman. Sebelum aku (dan beberapa komuter) diklaksonin sma pengendara
motor. Aku sih kalo bawa motor jarang banget nglakson, aku lebih suka sambil
makan Beng-Beng.
Aku bilang aja, aku selalu naik
Ferry kalau naik motor pulang ke Lampung. Aku juga cerita kalau ongkos motor
yang sebenarnya 39ribu pas lebaran aku kasih 50ribu dibalikin sama mas-mas penjaga palang pintu ASDP-nya cuma 10ribu. Aku ndak yakin aku ngomong lebih dari dua
kalimat. Selebihnya aku mendengar dirinya berkisah tanpa ada jeda ‘semacam berpikir’
antara kata sebelumnya dan berikutnya. Beda cara ngomongnya dari Gubernur-nya,
Jokowi.
Sempat bahkan abang-abang ijo
kenek Kopaja ini dengan suara agak keras (memaksa) tetap bercerita dari dekat
pintu depan Kopaja Ijo, pas dia lagi narikin ongkos penumpang bagian depan,
sampe beberapa mbak-mbak (cantik ber rok mini dan pada megang Smartfren Andromax U)
nengok ke aku. Ah, itu dilakukannya supaya aku yang berdiri di dekat pintu
belakang tetap bisa mendengar kisahnya dengan baik.
Ketika ia bercerita bahwa betapa
serunya banyak-banyakan ikan hasil pancingan sama temannya dengan limit waktu
kapar sandar di Dermaga, dia sempat memeragakan lagak memancing. Katanya Dermaga
Bakauheni lebih banyak ikannya banding Merak, katanya lagi diantara semua Dermaga
Bakauheni, Dermaga 5 paling banyak ikannya. Sayang Dermaga 5 hanya digunakan
ketika ada lonjakan pemudik lebaran. Aku sih lebih suka Dermaga 2, baik di Bakauheni. Kan aku
lahir tanggal 24. He.
Ah, betapa begitu banyak orang
berbuat baik tanpa ingin perkaranya dimenangkan, atau karena punya partai yang
sama.
One response to ASDP
oh jadi kemaren ke FX ya? ckckck
Posting Komentar