Larut malam ada milik para
penyair dan emm dan tukang buat web. Larut malam adalah saat kita bisa dapetin
koneksi internet mahacepet yang kadang lebih cepet dari pada menempuh
pendidikan S1 Ilmu Gizi IPB Bogor. Kenapa aku lama (anggaplah gitu)? Karena aku
stase dulu. Kalo kata beberapa orang temen calon dokter, stase itu fase bahwa
hal menyenangkan di dunia adalah tidur. Iya aku pernah inmsomnia parah karena
stase (sebutlah kejadian yang aku alami kayak gitu). He.
Akhir ini aku lagi seneng minum
pake Aqua, em lagi seneng bukan berarti lagi sering kan?. Iyah, tadi aku
barusan beli makan saur di Babakan. Aku sebut demikian karena aku ndak tau, dimana
yak batas antara Bateng, Bara, Balio dan Babatan. Aku inget dulu pernah diajak
Ayah ke Pasar Babatan, setelah pengkolan Tarahan yang sering jadi tempat
syuting Dunia Malam (?) atau apalah itu acara di Trans TV (?) yang isinya
nyuting orang yang kesurupan, kayaknya masih pake TAFT. Diajak beli pisang
Muli, pisang yang sekarang udah jarang banget aku temuin, sama jarangnya kayak
nemuin rasa kangen ke Ayah.
Aku beli sahur. Iya, soalnya aku
ndak ada waktu buat masak. Halah. Hah? Kan aku lagi ngeti tulisan ini. Selepas tulisan
ini aku mau, pokoknya aku mau kamu, cuma kamu!. Eh, inget Septian, fokus pada
pembentukan integrasi 2 kubu yang menjadikan lesatan kebaikan untuk negeri &
agama ini, bukan orangnya. Beli sahur tadi di warung yang sering dulu sering
aku sama Faiz makan di sana. Warung yang porsinya, 3 SP. Atau berapa SP yak? tolong
dong rangking 10 besar di kelasku jelasin ini porsi nya berapa SP. Dibanding
kalian, apalah aku ini. Hanya warung kelontong kecil di tengah Hipermart Botani
Square. Alhamdulillah kata Pak Mukhlis Masjid Alumni udah mau jadi.
Mamang yang jual nasi campur mi
campur telor terus ditumis dengan minyak agak banyak, mamangnya kusebut abang
aja ya?. Iya Abangnya keringetan. Kaos oblongnya masi ada bekas setrikaan,
abangnya keringetan. Entah kenapa keringet adalah simbol sebuah tulus yang
tidak ditulis kerja abang itu buat anak istrinya. Senyuman sembari menyerahkan
nasi ku adalah pelengkap leganya hati, jadi kalau ada anti-dementor abang ini
adalah anti-dementor ku malem ini.
Aku bukan ndak bahagia si malem
ini, aku cuma WNI yang ngerasa cuma nambah daftar pengangguran semu negeri ini.
Dibandingin mereka-mereka itu, mereka yang dielu-elukan kelompoknya, mereka
yang kalo sakit akan dapat banyak SMS/WA/LINE imel via Outlook, yang buat index
talking of mouth & social media mereka berating tinggi, mereka yang akan
buat gempar kalau ditaui sudah punya pengisi ruang hati, dibanding mereka,
apalah aku ini, cuma warung kelontong kecil di tengah Hipermart Botani Square.
Sudah lama aku tak merindunya, seperti
sudah lama aku tak melihat pisang muli. Tapi malam ini aku merindunya. Kelak
jika aku tertidur bada subuh ini, aku ingin bertemunya di mimpi, aku ingin
bilang lewat telepon, kalaupun pulsaku habis, aku kan pake 3 yang ada WhatsApp
gratisnya, aku ingin bilang: ini aku, sudah besar. Sudah bisa sedikit bergaya
ketika di foto. Walau belum bisa menjaga benar orang-orang selain aku yang juga
mencintainya.
Posting Komentar