Menjahtukan, jatuh? jangan jatuh deh, apa ya, memutuskan he, pilihan kadang emang
ndak beralasan, ndak berasumsi. Aku ndak tau juga sih kalau malem ini bisa
dingin banget mungkin ini adalah jalan rezeki bagi penjual wedang ronde di alun-alun
Wonosobo atau Bandrek di pertigaan Bara. Pertigaan dimana ada pos polisi lalu lintas
tapi ndak pernah aku liat pos polisi-nya nyegat motor atau pengendara kendaraan lain.
Mungkin ini pilihan yang dijatuhkan
Polisi Lalu Lintas itu bahwa dirinya ndak ingin jadi bahan sumpah serapah penjual
Bandrek (?). Atau mungkin ada aturan legal tertulis bahwa Polisi Lalu Lintas
ndak boleh nyegat motor atau pengendara kendaraan lain di Pertigaan Bara. Kayak
semacem undang-undang khusus teritori gitu.
Masih inget pas lebaran kemaren. Pas
mamah lagi cantik-cantiknya. Aku nonton TV di ruangan mamah. TV yang cuma idup
selepas subuh sampe jam 10. Liputan tentang Balloteli.
Balotelli malah milih nendang
pake tumit walau berdiri cuma 2 meter di depan gawang klub mana gitu, aku lupa. Mungkin
hanya main-main, mungkin juga itu sebuah kesengajaan akan implementasi congak
atau songong, walau dalam laman resminya Balotelli mengatakan bahwa ini hanya
sebuah kendaksengajaan. Akibatnya? Yap! Akhir musim, City mendepak Balotelli di
Milan. Eh pas di Milan dia jadi Bagus. Eh tapi belum bisa mendongkrak Milan
dari kinerja ngemprahnya musim ini. Asumsi aku sih, ndak akan ada efek Erik
Thohir jadi presiden Inter ke Indonesia. Semoga ada yah.
Hidup memang berserak akan asumsi
yah?
Dari kecil aku adalah penyuka
sepak bola. Aku sering menang taruhan batagor waktu SMP. Aku SMP runner-up juara umum. Di Wonosobo, SMP 2
Wonosobo. Tempatnya dingin, tapi anehnya masa-masa SMP adalah masa dimana aku
ndak pernah ashma. Haha. Tapi kok aku ndak pernah punya kecondongan akan satu
atau 2 klub bola. Karena orang-orang keren yang punya follower banyak di
twitter pada punya klub bola di Idola. Akhirnya aku ikut, duh, lemahnya pendirian diri
ini.
Bingung kemudian, karena ya tadi,
aku ndak pernah punya kecondongan akan mana klub bola yang aku harus dukung.
Waktu SMA aku sempet jadi simpatisan PKS. Pernah ikut pawai Kuning Item Putih,
jadi aku pilih Dortmund sebagai kulub pertama yang aku paksa aku menyukainya,
mengidolainya. Eh sebelum Dortmund melejit sebagai runner-up Liga Champion aku udah rela menyukainya. Buktinya, walau sudah
tidak jadi simpatisan PKS, aku tetap suka kuning item-nya Dortmund. Putihnya? Warna
gawang dan garis pembatas lapangan bola kan putih?.
Karena harus punya gacoan di Liga
Premier Inggris, liga yang paling sering jadi bahan taruhan, akhirnya aku juga memaksa
diri untuk menentukan pilihan klub Liga Premier Inggris harus ada yang aku
idolai. Tottenham! Kenapa? Karena ku suka nama kiper-nya, Lloris. Konsonan sama
persis di awal nama itu keren dan eksotis. Akhirnya aku suka.
Toh walaupun Lloris udah ndak
sekeren dulu, tapi aku tetep suka Tottenham kok. Agaknya, nanti malem aku harus
cari alasan baru untuk jadi alasan pas aku ditanya kenapa suka Tottenham. Tapi apa
itu perlu? Ndak lah ya. Ya seperti mendadak suka CRV karena sering liat di parkiran
kosan. Bukan pandangan pertama kan?.
Mungkin juga sama seperti
menjatuhkan pilihan pada mu, ndak sampai harus jawab detail ‘tanya kenapa’ dari
orang-orang kan? Tapi aku siap kok untuk konsekuensinya. Kamu juga yah.
Posting Komentar