Dikosanku lagi mati
lampu, padahal sebelumnya aku lagi nonton Charlies Angle, banyak yang disensor
ternyata setelah masuk Trans TV. Ini salah satu serial favorit ku, kalau dulu
saat aku masih SMA alasannya karena: adegan actionnya, kalau sekarang aku udah
gede (ceileh) mungkin lebih karena: perempuan aja tahan banting, masak
laki-laki (kayak aku) ndak?.
Ada berbagai rasa
yang menyerta masuk Ramadhan kali ini, termasuk urusan yang membuat aku mute
beberapa akun di timeline twitter, yang mengejawantahkan hal ini jadi sesuatu
yang bisa digolongkan hanya 2 golongan, jadi golongan hitam dan putih, dan (ini
yang agaknya jadi alasan aku mute) golongan berdasar persepsi pribadi; pilpres.
Aku ndak menyalahkan ya, namanya juga orang usaha, toh aku juga bilang gini
berdasar persepsi pribadi. Juga menyerta rasa bahwa: akankah generasi emas
Belgia bisa juara piala dunia (?).
Aku dan mamah selalu
percaya bahwa tugas kita sebagai makhluk adalah belajar dan memperbaiki.
Keduanya selalu berkesinambung. Jika salah satu hilang, seperti hilangnya
Andhika dari Kangen Band. Demi penjualan album, nada dering, rating konser TV, dan popularitas agaknya,
manajemen Kangen Band bersiap menjilat ludah sendiri: mengajak kembali Andhika
bergabung dengan Kangen Band. Aku dan mamah juga percaya bahwa ndak ada hal
salah saat kita belajar, syaratnya selalu diikuti dengan memperbaiki. Gitu sih
kata mamah. Aku setuju aja. Aku kan anak pertama.
Terlepas dari benar
dan salah konsep itu aku merasa senang ketika diremehkan, em, lebih tepatnya
aku berpikir negatif bahwa aku diremehkan. Ndak, aku ndak lagi barusan ngerasa
gitu, aku sering berpikir negatif bahwa
aku diremehkan. Awalnya memang sakit seperti sakit mbayar pake uang 10rb dan
5rb agro Blue Bird yang tertulis 11rb terus ndak dibalikin sama supir Blue
Bird-nya. Selanjutnya terbiasa saja diremehkan, malah memperbanyak cermin di sekeliling
diri, mencerna mana yang kurang. Hikmahnya saat terakhir aku berpikir negatif
bahwa aku diremehkan: aku baru sadar kalau sepatuku beda ukuran kanan dan kiri.
Yang kanan 42, kiri 43 atau sebaliknya yah? Aku lupa.
Sempat dulu terpikir:
indah dan megah rasanya kalau aku termasuk satu dari sedikit orang pengambil
kebijakan di masa depan. Nah, hikmah baik, aku sebut baik yah, aku berpikir
negatif bahwa aku diremehkan adalah aku ndak berpikir begitu lagi. Mungkin aku
lebih baik berdiri di pojokan, sambil ngetik ndak jelas ketimbang jadi apa yang
aku sebut di kalimat pertama paragraf ini.
Batere laptop tanpa
asupan arus AC udah dipake sejam setengah sebelum sekarang, aku liat barusan
masih sejam dari sekarang abisnya. Masih
cukup waktu bagi temen-temen yang baca tulisan ini untuk memikirkan keputusan
bahwa aku: pantas dimaafkan atau ndak. Semoga sebelum masuk Ramadhan aku
termasuk orang-orang yang termaafkan. Aku tadi sebentar lari ke lantai atas
kosku, berlagak nyari-nyari, ada yang hilang: perasaan bahwa bagaimana jika Ramadhan
ini, Ramadhan terakhirku?.
Posting Komentar