Tonasa

Ndak seperti kemarin, hari ini aku ndak tidur selepas subuh. Selain karena aku nunggu jawaban permintaan traktiran sarapan sebelum pulang dari mbak Ichi, aku juga lagi, em lagi, lagi berpikir keras. Keras karena loncat-loncat, saat menulis kata saat tadi, aku baru sadar bahwa aku sering begini, aku sering mikir loncat-loncat. Beberapa  orang bilang aku malah sering bertingkah dan ngomong loncat-loncat. Ini lagu Like a Stone udah ada dari jaman kapan yah?. 

Berakhir. Iya, mungkin itu kata yang mewakili. Namun, cukup satu kalimat pendek untuk membahasnya. Sisanya mungkin aku akan bahas tentang memulai. Memulai lebih menawarkan optimisme dibanding anonimnya. Memulai lebih seperti pagi hari yang menawarkan sarapan sehat, dengan nasi uduk yang ndak terlalu banyak, mendoan digoreng dengan olive oil dan berwarna-warni sayur rebus ditambah saus kacang ndak terlalu pedes, atau sering kita dengar sebagai pecel dan teri goreng tercampur (lagi-lagi) kacang, dibanding malam hari yang menawarkan hanya nasi dan sayur kankung yang dingin sisa sarapan yang sambel kacang dan kacangnya habis.

Memulai fokus pada membangun kembali pondasi Bogor on the Ringroad ke arah Yasmin, baru, yang lebih rigid dan dengan semen Tiga Roda, melalui lelang legal, ndak pake korupsi, kolusi dan premanis, juga Marxisme, apaan dah.  Kalo semennya Semen Padang, Baturaja apalagi Tonasa pasti akan sangat besar beban distribusi untuk sampe ke Yasmin. IMO, opsi ke Yasmin paling enak dari Jakarta, sekitaran Rawamangun, Blok M, Slipi dan UKI adalah naik APTB. Aku sering, kalo lagi dipepet waktu, ditambah motor hanya parkir dengan duaribu rupiah. Itu, si blog duaribuan sekarang jarang update yah L. Padahal aku dulu sering kunjung.

Memulai akan menawarkan peluang cerita baru. Cerita yang bisa kita buat lebih baik bisa juga kita buat lebih buruk. Eh, sudah pakai kita, aku-nya kemana? emang kita siapa? iyah, kita. Pembahasan tentang kita bisa berhenti di sini? aku haus.

Sekarang udah Hall of Fame-The Script, sebelumnya Sementara-Float. Yang terakhir aku beli di iTunes pinjem Mac Book temen. Aku makin ndak ngerti dengan gorengan, kalau dikit makannya enak banget, kalau banyak malah jadi jenuh. Mungkin kita jangan terlalu banyak untuk keluarkan harapan kayaknya yah. Kita lagi. Heu. Standing in hall of fame. Eh gitu bukan yah liriknya?. Keadaan paling buruk adalah menerima persepsi salah berkali-kali, dari sudut yang sama, sampai akhirnya kita terpojok dan bingung bersikap.


Ah, aku ngomong apa sih?. Mungkin karena aku laper, mbak Ichi, bales wasap di grup Penghuni Rumble dong. Kamu mau pergi kemana? Hah? itu Jauh? kemana aja boleh, asal aku ikut, bawa carrier 35 L-ku. Agar tetap jadi, kita.

Selasa, 02 Desember 2014

One response to Tonasa

  1. Susan says:

    Aku mau bilang apa, sep? Aku,,, haru,,, jadi pengen puter lagunya mulan jameela waktu masih sama mbak maia yang "aku pasti kembali"...wkwkwk... bahagianya tuh di siniii.. namaku bakal muncul juga nanti di pencarian google dalam blognya septian! :3

Posting Komentar

Arsip Blog