Menjadi besar bukan hanya karena memilki CV panjang dan berderet-derat dengan banyak angka 1 disana. CV seperti ini terlalu berat saat akan dikirim lewat surel, ndak ringkes kalau mau ngirim CV buru-buru ke portal beasiswa. Selain itu, kalo di print kata temenku CV ini ndak ramah lingkungan, karena butuh kertas sampe 1/2 rim buat nge-print-nya
Menjadi besar bukan hanya karena memiliki transkrip memiliki banyak sisi tajam huruf A. Transkrip seperti ini kurang halus karena ndak ada lengkung huruf B, C bahkan D. Transkrip seperti ini menusuk mata lwat ujung-ujung sudut huruf A yang ndak banget lah!.
Menjadi besar bukan hanya karena telah menyelesaikan pembagian sembako di sebuah kegiatan sosial. Yang ramai, yang banyak kamera disana, yang nanti reportasenya dimasukan di Sindo, Republika bahkan TV One. Ngeksis euy :).
Menjadi besar bukan hanya karena telah menjadi presma yang punya banyak bawahan. Yang harus punya BB dengan aplikasi office. Yang harus nyisi rambutnya dengan gaya belah tengah. Yang (sepertinya) banyak memikirkan masalah-masalah negara.
Menjadi besar bukan hanya karena termasuk dalam lingkaran orang-orang hebat berambisi tinggi. Diri ikut terlarut dalam cuaca yang panas dan menyengat. Apalagi cuma pengen dapat jodoh yang satu maqom. Menerikakkan kata-kata semangat membela, eh, tapi sebenarnya siapa sih yang dibela? rakyat? kepentingan? atau partai politik? Ups!
Tetapi menjadi besar agaknya adalah menjadi seperti Faiz, yang selalu mencoba membalikkan shuttle cock pukulan lawan. Mencoba mematikan lawan kemabali. Dapat dikembalikan kembali? coba lagi!. Dikembalikan lagi? coba lagi!.
Dikembalikan lagi? coba lagi!.
One response to Menjadi Besar
kak faiz. :D
Posting Komentar